Benar Belum Tentu Kebenaran

“Ris, bisa gak nama nya diganti aja? Saya agak kurang sreg dengan nama nya……kalau bisa nama nya yang global saja dan ga terhubung dengan pihak mana pun. Kan kita mau melayani orang banyak tanpa melihat siapa orangnya.”

Agak terkaget rasanya ketika baru membuka mata dan terbangun di pagi hari, tiba-tiba ada pesan seperti itu masuk ke ponsel saya. Sekejap saja kedua mata saya langsung melek dan berpikir serta memahami maksud pesan dari rekan saya ini.

Saya berpikir apakah yang saya putuskan sebelumnya sudah tepat dan sesuai dengan orang lain? Disini saya tidak mengatakan benar atau salah. Buat saya benar atau salah itu relatif karena kedua hal itu banyak sekali indikatornya.

Sebelumnya saya memang diminta oleh rekan saya untuk mencari nama yang tepat untuk usaha yang kami rintis ini. Ada empat orang pendiri, salah satu nya saya dan ketika diminta untuk mencari nama, saya merasa itu hal yang saya kuasai. Menarik memang memikirkan sebuah nama dan arti serta filosofi nya. Ada kepuasan dan tantangan tersendiri dari situ. Walaupun saya mengakui bahwa cara berpikir saya itu sangat general dan global, tapi ketika diminta untuk berpikir detil dan deduktif, istilahnya untuk melihat sesuatu dari hal umum ke hal khusus, saya bisa melakukannya dengan mudah.

Mungkin bagi orang lain apalah arti sebuah nama. Nama hanya sekedar nama saja tanpa ada unsur apa-apa. Tapi itu berbeda bagi saya. Nama itu menentukan segala nya. Istilah kerennya, nama adalah doa bagi hal yang menjadi nama tersebut. Memakai istilah yang agak keren, nama itu sebagai sugesti yang baik tentunya bagi si penerima nama nya. Dalam bayangan saya, ketika nama adalah doa sekaligus sugesti, ada semacam energi atau molekul yang terbentuk dari doa atau sugesti yang nantinya berpengaruh ke sisi fisik dan perkembangan dari si penerima nama.

Nah, agar nama itu menjadi sesuatu yang baik bagi penerima nya maka haruslah Anda tahu apa arti serta filosofi dari nama tersebut. Saya tidak bisa membayangkan jika seseorang memberikan nama tapi tidak memahami atau mengerti dari arti nama tersebut. Iya kalau artinya baik. Bagaimana jika malah sebaliknya? Dan saya percaya, apapun nama nya, selama bermakna kebaikan pasti akan membentuk citra dan tindakan baik bagi penerima nya.

Kembali ke soal nama tadi, saya baru menyadari bahwa apa yang dianggap benar belum tentu benar menurut orang lain. Kalau meminjam istilah dari seorang teman, kebenaran yang benar itu adalah kebenaran yang tidak menohok orang lain. Saya langsung mengiyakan pendapatnya. Apa sebab? Benar atau salah itu sangatlah relatif. Kembali lagi bagaimana pola pikir seseorang menentukan apa yang ada dihadapannya itu benar atau tidak.

Bisa jadi sesuatu dianggap benar karena memang sesuai dengan value atau nilai-nilai yang ada dipikirannya. Jika salah berarti memang tidak sesuai. Contoh gampangnya saja. Menurut saya minuman paling enak itu adalah es jeruk. Tapi bisa saja orang lain punya pendapat lain. Mungkin menurut dia, yang paling enak adalah cappucino. Apakah itu salah? Tidak juga. Dan apakah itu benar? Belum tentu juga.

Jadi bagaimana baiknya? Menurut saya berjalan dengan pendapat masing-masing tanpa harus memaksakan apa yang menjadi pemikirannya. Lalu caranya seperti apa? Dengan menerima pendapat orang lain tanpa harus menilai apakah pendapatnya itu benar atau salah. Ini yang agak susah. Kecenderungan orang untuk menilai benar atau salah itu sangatlah besar. Karena itu bagian dari mekanisme pikiran manusia. Tapi karena bobot persentase nya tidak besar, kecenderungan itu bisa diminimalis sehingga tidak menjadi dominan. Anda tidak bisa menghilangkan sesuatu yang sudah menjadi template di pikiran Anda sendiri.

Disinilah Anda sebagai individu dituntut untuk bisa mengatur mekanisme kerja pikiran sendiri supaya nantinya tidak merugikan diri Anda sendiri dan orang lain. Cara bagaimana? Semua orang punya caranya masing-masing. Lagi-lagi, apa yang saya anggap benar belum tentu tepat untuk orang lain. Penyebabnya karena setiap orang punya cara berpikir yang berbeda-beda.

Dari sini saya makin menyimpulkan bahwa semakin bertambah usia Anda semakin banyak berpikir bagaimana apa yang menjadi pendapat bisa bisa diterima orang lain tanpa memandang benar atau salah. Kunci nya itu bisa berkompromi dengan orang lain. Ada proses negosiasi bagaimana pendapat Anda dan orang lain bisa berjalan beriringan tanpa merugikan salah satu pihak. Anda sepakat dengan pendapat saya? Jika tidak saya persilahkan untuk menyampaikan pendapat Anda sekarang juga.

Tabik

Leave a comment